Like A Meeting



Seperti sebuah pertemuan, perpisahan pun berjalan beriringan bersama. Seperti perputaran waktu, akan ada akhir untuk segalanya. Bahkan bagi sebuah lingkaran yang bulat. Di garis yang tak berujung itu, pasti ada titik dimana semua bermula dan berakhir.Titik dimana mungkin semua orang telah lelah melewatinya tetapi tak akan pernah bisa lepas tanpanya. Tempat dimana tangis dan tawa menghiasinya. Saat dimana suka dan duka terukir dalam takdirnya. Saat tautan itu terikat atau terlepas tak kasat mata. Disitulah saatnya untuk belajar menerima. Disanalah saat senyuman tulus diuji tanpa terasa. Disaat itu semua mulai berbeda. Memiliki cara pandang yang berbeda. Berjalan dari sudut yang berbeda. Atau berbicara dan tersenyum dengan makna yang berbeda, semua akan berjalan sesuai alurnya. Seperti mentari yang berganti rembulan. Seperti muda yang menjadi tua.
Setiap hal memiliki waktunya sendiri. Berjalan pada jalurnya sendiri. Dengan halangan yang pasti akan mengikuti. Seperti berlalunya hari dilengkapi terbenamnya  sang matahari. Begitu pula hidup yang penuh keajaiban yang berarti.Tak seperti tenggelamnya matahari atau munculnya gerhana yang mampu diprediksi. Tapi seperti takdir yang berjalan tanpa bisa “disetir” sendiri. Hidup yang penuh kejutan tanpa pernah sunyi. Dan hidup yang berarti jika mampu dipahami.
Tanpa bisa dipungkiri, hidup tak kan pernah berlari sejauh rembulan melewati sunyi. Sejatuh meteor ke bumi. Atau seberbeda hitam dan putih. Akan ada satu hal yang menghiasi. Sang kemurnian sejati, diri sendiri.Tapi itulah keindahan yang murni. Disitulah kepastian sejati. Dan disanalah orang mampu bermimpi.

0 komentar:

Posting Komentar