Prologue First Chapter of One Fine Day



Aku terbangun dari mimpi indahku, menonton konser dengan tiket VIP. Mimpi yang begitu menyenangkan dan andai bisa terwujudkan. Namun sayang aku terbangun sebelum konser dimulai. Gagal sudah harapanku melihatnya walau hanya lewat mimpi. Perasaan sebal menggelayut hatiku. Sayup sayup kudengar suara yang terasa familiar. Suara apa kira kira ini?
Ah!
Ini suara Baekhyun yang berarti alarm handphoneku berbunyi. Segera kuraba sekelilingku mencari benda kotak yang sangat penting bagiku itu. Kusipitkan mataku, membiarkan cahaya terang lampu merasuk ke retinaku. Mematikan alarm dan melihat waktu sekarang.
Pukul 02.15.
Masih cukup malam rupanya. Aku pun bangun dan memperhatikan sekeliling. Kulihat beberapa orang roommateku sedang mengobrol. Langsung saja kutanyakan pertanyaan yang yang sudah sangat biasa dikamarku.
“Siapa yang terakhir dalam antrian?” tanyaku
“Teh Kiki” jawab salah satu diantara mereka. Kulihat sang pengantri terakhir. Masih tertidur rupanya. Seperti biasa setelah mendaftar antrian kami akan tidur kembali. Aku pun melangkah dan membangunkan Teh Kiki. Ia terlihat dengan setengah mengantuk merespon permohonanku untuk mandi setelahnya dengan lenguhan. Aku pun kembali keatas kasur lantaiku. Duduk diatasnya dan terdiam. Apa yang mau aku lakukan sekarang? Entah kenapa rasanya aku tak mengantuk. Mungkin efek sebal karena mimpi yang tertunda masih menguasai hatiku. Aku kembali memandang sekitarku. Temanku yang tadi mengobrol kini sudah kembali merajut mimpi mereka sambil menanti giliran.
Ku letakkan meja didepanku dan kutaruh laptop diatasnya. Kubuka laptop lawas yang tak mau kutinggalkan. Kunyalakan dan kupasang headset. Aku tak ingin mengganggu mimpi roommateku yang sedang tertidur dengan lagu tema yang selalu mengalun ketika laptopku menyala. Sekarang apalagi? Aku kembali bingung setelah laptoku hidup.
Baiklah. Untuk mengganti mimpiku yang terputus tadi ayo kita menonton konser. Kuarah kan kursor untuk membuka folder SHINee, boyband yang menjadi number one dihatiku. Ku klik ikonnya dan video pun dimulai. Terdengar suara teriakan histeris orang orang yang menyaksikan konser itu secara langsung. The SHINee World Tour, itu yang tertulis dilayar background tempat lima orang luar biasa itu berdiri. Teriakkan semakin menggema ketika salah satu dari mereka mulai bernyanyi.
 Tak terasa sudah 5 lagu berlalu. Mereka pun telah berganti baju dari hitam menjadi jas hitam putih yang elegan. Menampilkan aura dewasa mereka. Seolah mengungkapkan perubahan image mereka dari remaja kepada kedewasaan seiring dengan umur mereka yang bertambah pula. Life. Lagu yang mengalun dari bibir indah mereka. Lagu yang menceritakan tentang saat berada titik terendah dalam hidup. Suara lembut mereka membawaku pada kilatan bayangan hidupku. Kilatan itu terus menyambung hingga terasa bagai jalan yang terus menyambung. Jalan hidupku yang membawa dan menggoreskan warna baru dihidupku yang sangat berharga. Dan inilah perjalananku.

0 komentar:

Posting Komentar